Pada
suatu kesempatan Pendidikan Dasar (Diksar) CU, salah seorang peserta (bapak-bapak) cukup antusias
mendengarkan setiap penjelasan fasilitator Diksar yang menyampaikan materi
sejarah CU, dipenghujung materi tiba-tiba saja seorang anggota tadi nyeletuk “pak, saya kira CU itu
kepanjangannya Cukup Uang”, kontan celetukan sang bapak tadi mengundang gelak
tawa peserta Diksar lainnya dan suasana menjadi riuh. Pernah juga saya
mengalami pengalaman lucu, kala itu bertemu anggota di sebuah warung, kali ini
seorang ibu, dia menyapa “halo pak Boss CU”, saya jawab “ah si ibu bisa aja,
saya bukan Boss CU bu, Boss di CU itu ya anggota”, lalu si Ibu jawab lagi “ya
boss lah pak, bapak kan kerja di CU, CU itukan Cukup Uang, kalau cukup uang kan
boss”, saya ketawa-ketawa saja tanpa menjawab lagi sembari membayar belanjaan,
lalu pergi.
Cerita
dan pengalaman di atas boleh jadi pernah juga dialami teman-teman selama ini di
CU (meskipun bukan pengalaman buruk-
diakhir tulisan akan disampaikan pula pengalaman buruknya) , lantas saya
berpikir apakah iya CU itu harus Cukup Uang (tidak dapat dipungkiri bahwa CU
mengelola uang sebagai alat dengan tidak mengesampingkan Manusia-anggotanya)?.
Apakah iya dalam benak anggota CU, bahwa sebagian besar uang anggota itu
menumpuk di brankas yang dimiliki CU? Pernahkah anggota diberikan pemahaman
tentang Laporan Keuangan dan Statistik Bulanan dalam kegiatan Pendidikan Dasar?
Mungkin ada yang pernah, tetapi pasti lebih banyak tidak pernahnya.
Apakah
CU harus Cukup Uang?
PEARLS
merupakan alat monitoring/analisa rasio keuangan di CU (aktivis CU tentu tahu), PEARLS ibarat Traffic Light ketika lampu
merah menyala, anda harus berhenti, ketika lampu kuning menyala anda harus
berhati-hati, ketika lampu hijau anda boleh jalan, tujuan Traffic Light agar
Lalu lintas dijalanan lebih tertib, teratur dan pertimbangan keselamatan
(safety). Sama halnya dengan Traffic Light, maka Rasio PEARLS pun demikian agar
Keuangan di CU dapat dikelola dengan lebih hati-hati (prinsip kehati-hatian)
dan lebih aman, ingat! CU mengelola uang milik orang banyak (anggota). Dalam
Analisa Rasio Keuangan PEARLS, rasio kecukupan Likuiditas disyaratkan minimal 15%
dan maksimal 20% (Jumlah Asset-asset
Likuid – Kewajiban Jangka Pendek / Simpanan Non Saham). Apakah CU harus CU
(cukup uang), maka jawabannya adalah “iya”.
Saya pikir Cukup Uang di CU akhirnya
harus kita pahami sebagai “kecukup-tersediaan” uang dalam bentuk asset-asset
likuid.
Apa yang terjadi jika CU menjadi KU?
CU
jangan sampai menjadi KUDK (Kurang Uang Ditutup Kantornya), pernah ada CU
(tidak perlu disebutkan namanya, sekarang sudah almarhum) yang sudah lumayan
jumlah besaran asset dan anggotanya tutup kantor pusat dan beberapa kantor
tempat pelayanannya, anggota mengeluh karena tak tahu lagi harus bagaimana, mau
tarik simpanan saham dan simpanan non sahamnya tapi kemana mau mengurusnya.
Akhirnya hanya bisa mengeluh melalui media massa. Lantas apa yang salah dengan
CU di atas sehingga hal tersebut terjadi? Ternyata oh ternyata, Piutangnya
tinggi dan celakanya NPL (non performing
loan) nya lebih tinggi dan tak tertangani, kenapa NPL nya tinggi tapi tak
tertangani? ternyata oh ternyata ada pinjaman Pengurus, Pengawas, Manajemennya yang
juga macet, dimana Pinjamannya 3 – 5 kali lipat simpanannya, kacau kan!? ya
kacau, bagaimana tidak, 70-80% asset lancar CU merupakan Piutang, sehingga bila
NPL nya tinggi (hingga 40%), tentu terjadi gangguan likuiditas dan hampir pasti
CU nya almarhum, padahal menurut Rasio PEARLS maksimal 5%.
CU
seperti yang diinterpretasikan oleh anggota tadi sebagai “Cukup Uang” ada
benarnya, buktikan bahwa CU betul-betul lembaga keuangan yang Cukup Uang, sebab
kalau Lebih Uang atau Idle Money/Barren
Money juga masalah bagi CU, tentu yang baik adalah Cukup Uang, kecukupan
likuiditas yang telah terukur melalui Analisa Rasio PEARLS. CU jangan pernah
bosan apalagi absen membuat Analisa Rasio Keuangan PEARLS setiap bulan. Dengan
tersedianya Analisa Rasio Keuangan, maka akan lebih berhati-hati dalam
mengambil keputusan keuangan di CU. Semoga CU di Indonesia menjadi CU yang
sungguh-sungguh CU (cukup uang) sehingga men-CU-kan
anggota (baca; membuat anggota
sejahtera).
**
Tepenus – Staf Puskopdit Kapuas Sintang-Kalimantan Barat